Pembukaan Festival HAM 2021
Pembukaan Festival HAM 2021
SMG – Festival HAM 2021 Dibuka pada Selasa (16/11/2021) dengan tema ‘Bergerak Bersama Memperkuat Kebhinekaan Inklusi dan Resiliensi”. Pembukaan Festival HAM 2021 dilaksanakan melalui offline dan aplikasi Zoom Meeting pada 16 November 2021 pukul 15.00 – 16.00 WIB. Acara festival HAM 2021 sendiri akan membahas mengenai dinamika HAM dari pimpinan-pimpinan yang ada d Indonesia
Acara festival HAM 2021 ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting yang akan memberikan statement nya masing-masing, diantaranya adalah Kantor Staff Kepresidenan yang diwakili oleh Tenaga ahli utama bidang HAM Ibu Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, MA, Kantor Staff Kepresidenan Tenaga Ahli Madya Kedeputian V KSP Sunarman Sukamto, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, Walikota Semarang Dr. Hendrar Prihadi, S.E., M.M., Direktur INFID Sugeng Bahagijo dan Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM/Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan : Beka Ulung Hapsara. Diawali dengan statement yang pertama yaitu dari Ibu Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, MA bahwa program yang diajukan mengenai HAM disambut baik oleh presiden karena HAM adalah prinsip yang harus diutamakan disetiap orang. HAM sendiri memiliki cakupan yang sangat luas termasuk juga hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang bersifat fundamental. “Masalah hak asasi ini harus menjadi prinsip bagi kehidupan sipil kita. Dan oleh sebab itu kami bangga dapat melaksanakan festival HAM ini dengan sangat baik, meriah dan sistematis” Ujar beliau. Dilanjutkan dengan statement dari bapak Sunarman Sukamto bahwa pemerintah memiliki program yaitu rencana aksional HAM atau RANHAM yang terfokus pada 4 kelompok yaitu perempuan, anak, disabilitas dan masyarakat adat. Kemudian bagi kelompok-kelompok yang HAM nya belum terkoordinir, presiden sudah menegaskan bahwa supaya tidak boleh ada yang ditinggal dalam pembagunan tersebut. Selanjutnya statement dari bapak Ahmad Taufan Damanik bahwa Indonesia di proklamasikan atas dasar keberagaman. Hal ini pun yang menyadarkan para pendiri bangsa agar seluruh keberagaman ini harus bergerak bersama. Hal ini tidaklah mudah melihat banyak sekali kasus kelompok yang termarginalkan dan terdiskriminasi serta diperlakukan secara tidak adil. Festival HAM ini adalah kegiatan yang digunakan sebagai pengingat bahwa kita harus saling menghargai sesama sesuai dengan prinsip HAM. Selain itu makna “Festival” disini adalah agar seluruh elemen bangsa ikut serta menghidupkan dan merayakan keberagaman yang mempersatukan kita dengan bergembira dalam bingkai saling menghargai dan menghormati. “Kalau bisa duduk berunding, mengapa harus mengangkat senjata?” Ujar beliau. Kemudian statement dari bapak Hendrar Prihadi bahwa kegiatan festival HAM yang diselenggarakan di Semarang ini merupakan bentuk keikutsertaan warga untuk menyerukan kepada dunia bahwa hak dan kewajiban manusia harus dilindungi. Kemudian beliau juga menyampaikan bahwa Semarang juga ingin menjadi bagian dalam upaya penanganan Covid-19 di Indonesia dengan cara memastikan bahwa seluruh peserta dan penonton festival HAM tetap mematuhi protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung. Hal ini merupakan ajang pembuktian bahwa Kota Semarang siap untuk menjadi tuan rumah kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di kemudian hari. Dilanjutkan dengan statement dari bapak Sugeng Bahagijo yang menjelaskan bahwa tidak mudah bagi Kota Semarang terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan festival HAM tahun ini. Hal ini didasarkan pada pertimbangan rekam jejak kota Semarang dalam menanggapi isu-isu kemanusiaan. Selain itu, dalam festival HAM ini kota Semarang bersedia membagikan hal-hal yang sudah dicapai dan yang akan dicapai terkait penanganan isu-isu yang berkaitan tentang HAM kepada daerah lain di Indonesia maupun luar negeri. Dan statement yang terakhir adalah dari bapak Beka Ulung Hapsara menyebutkan bahwa festival HAM di Kota Semarang ini merupakan festival ke-7 dalam sejarah penyelenggaraan Konvensi Ramah Hak, Kota dan Kabupaten Ramah Hak dan diteruskan dengan festival HAM. Beliau juga menambahkan statement ketua Komnas HAM dan Walikota Semarang bahwa penyelenggaraan festival HAM dimaksudkan untuk memperkuat peran pemerintah daerah dalam pemenuhan, penghormatan, perlindungan dan pemajuan HAM sekaligus sebagai momen deklarasi atas komitmen pemerintah dalam memajukan Hak Asasi Manusia.
Ada banyak aspek pemerintahan, pembangunan dan kemanusiaan yang harus dicari penyelesaian dan solusinya oleh pemerintah. Contohnya adalah pemenuhan hak kaum disabilitas, layanan kesehatan hingga persoalan hak untuk bahagia yang termasuk hak asasi ke-300 yang diresmikan oleh PBB. Hal ini merupakan tanggungjawab pemerintah serta pembentukan kerangka kerja untuk melaksanakan pemenuhan hak-hak diatas melalui kebijakan dan implementasi sesuai dengan prinsip dan standar HAM. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan ditutup dengan foto bersama serta dilanjutkan dengan acara Pameran Layanan Publik Hak Asasi Manusia oleh Ormas - NGO dan Makan Malam Penyambutan Festival HAM 2021.