Sambut Ramadan, Semarang Gelar Tradisi Dugderan Terbatas
Sambut Ramadan, Semarang Gelar Tradisi Dugderan Terbatas
Kamis (31/5), dalam rangka menyambut bulan ramadan, Pemerintah Kota Semarang menggelar tradisi dugderan di halaman gedung Balai Kota Semarang pada pukul 12.00 WIB. Mengingat keadaan masih transisi pandemi menuju endemi, prosesi dugderan tersebut dilaksanakan secara terbatas tanpa arak-arakan.
Dengan tema "Dugderan Mempererat Kemajemukan dalam Bingkai Pancasila Menuju Semarang Semakin Hebat", dugderan tersebut melibatkan perwakilan Muhammadiyah, NU, Kementerian Agama, perwakilan dari 16 kecamatan se-Kota Semarang, serta organisasi masyarakat lainnya.
Pelaksanaan dugderan dibuka dengan pemukulan bedug oleh Hendrar Prihadi, Wali Kota Semarang. Kemudian dilanjutkan penampilan warak (tiruan hewan berkepala naga, berbadan unta, berkaki sapi) sebagai salah satu simbol budaya dugderan Semarang.
Tidak hanya warak, pelaksanaan dugderan tersebut disemarakkan dengan tarian properti tongkat bendera dan tabuhan yang diiringi musik khas semarangan.
Hiburan lain disusul dengan pertunjukan drumband AMNI Semarang yang melakukan pawai berkeliling sekitar halaman Balai Kota Semarang hingga berakhir di Masjid Agung Semarang.